Sri Krishna bersabda :
1. Dengarlah lagi, oh Arjuna, sabda-sabdaKu yang agung dan suci.
Terdorong oleh keinginanKu untuk berbuat baik bagimu, akan Ku
beritahukan kepadamu, karena engkau adalah kesayanganKu.
2. Bukan saja para dewa tetapi para resi yang suci dan agung pun
tidak tahu akan asal-usulKu, karena semua dewa-dewa dan orang-orang suci
itu datang dariKu.
3. Seseorang yang mengenalKu - sebagai
Yang Tak Dilahirkan, sebagai Yang Tak Bermula, Yang Maha Penguasa
seluruh alam semesta ini -- orang ini di antara, mereka yang dapat
binasa, adalah seseorang yang tidak sesat dan bebas dari segala dosa.
Di
bab sepuluh ini Sri Krishna melanjutkan keterangan mengenai DiriNya
Yang Sejati, yaitu Yang Maha Esa yang tak dapat diketahui asal-usulNya,
bahkan para dewa dan orang-orang suci baik di masa silam maupun sekarang
ini tidak pernah akan tahu akan hal ini. Tetapi seseorang yang sadar
akan KekuasaanNya, maka diantara mereka yang dapat binasa di dunia ini
(para dewa, manusia dan makhluk-makhluk lainnya), orang yang bijaksana
ini dianggap Yang Maha Esa sebagai seorang yang sadar dan bebas dari
segala dosa. Suatu pengakuan dan penghormatan yang besar sekali nilainya
dari Yang Maha Esa. Yang Maha Esa adalah asal dari segala-galanya,
termasuk para dewa dan orang-orang suci. Dalam ajaran Kristiani
dikatakan tentang St. Paul yang pernah berkata, "Ia adalah tanpa
kelahiran dan tanpa asal-mula." MengenalNya dari sudut berbagai agama
dan ajaran sebagai Yang Maha Agung Dan Suci berarti membebaskan diri
kita dari segala dosa-dosa duniawi.
4. Melihat (menilai)
dengan benar, ilmu pengetahuan, tidak-berilusi, pemaaf, tidak-berbohong,
kendali-diri dan ketenangan, penderitaan dan kenikmatan, kelahiran dan
kematian, ketakutan dan keberanian.
5. Tak menyakiti,
kedamaian dalam segala situasi, rasa puas dengan apa yang ada, tekad ke
arah spiritual, keinginan untuk memberi, kemasyhuran dan kehinaan --
semua hal-hal yang berbeda dari makhluk-makhluk ini terpancar dariKu
semata.
Yang Maha Esa bukan saja merupakan asal-usul alam
semesta ini, Yang Tak Terlihat dan Tak Terbayangkan oteh kita, tetapi
juga merupakan Kekuatan Maha Dahsyat Yang Tak Terbatas di alam semesta
ini. Bukan saja Ia merupakan asal-usul yang baik-baik saja tetapi la
juga pencipta yang tidak baik dan negatif sifatnya yang berada di dalam
pikiran dan ulah para makhluk-makhluk dan manusia ciptaanNya. Apakah itu
pikiran atau situasi yang menyenangkan dan menikmatkan ataukah itu yang
menyusahkan dan membawa penderitaan. Apakah itu bersifat positif maupun
sebaliknya, semua itu secara jujur diakui oleh Yang Maha Esa, bahwa Ia
lah sumber dari segala-galanya tanpa diskriminasi. Bukan lalu berarti
bahwa Yang Maha Esa ini buruk atau negatif sifatnya, tidak! Semua itu
adalah ciptaan-ciptaanNya yang diperankan atau ditugaskan pada Sang
Maya, Ilusi Yang Maha Esa. la sendiri bersemayam di atas semua ilusi
ini, jauh di atas Sang Maya dan tak terpengaruh sedikitpun dengan
pekerjaan Sang Maya ini. Dengan semua "permainanNya," maka Yang Maha Esa
ini menunjang dan menjalankan dunia ini, memang Maha Misterius Dan Maha
Gaib lah Yang Maha Kuasa ini dengan segala Kekuatan dan Kasihnya Yang
Tak Terbatas itu. Om Tat Sat. Om Shanti, Shanti, Shanti.
6. Ketujuh
orang suci yang agung, keempat orang pada masa yang silam, juga para
Manu, dilahirkan dari sifat dan pikiranKu, dari merekalah mengalir ras
manusia ini.
Dari sifat-sifat dan pikiran agung dan suci Sang
Kreshna inilah mengalir manusia-manusia agung dan dewa-dewa yang
kemudian menjadi cikal-bakal dari manusia dewasa ini. Ketujuh orang yang
disebut di atas adalah orang-orang suci yang penuh dengan kesadaran
Ilahi, nama dari yang pertama adalah Bhrigu dan yang terakhir disebut
Washita, dan dianggap dalam agama Hindu sebagai para guru kebijaksanaan
di masa yang silam. Dan keempat orang yang disebut sebagai
manusia-manusia di masa silam adalah empat orang Kumara (yaitu
perjaka-perjaka yang tak pernah melakukan hubungan seksual), yang lahir
dari pikiran Yang Maha Esa, dan disebut juga nama-nama mereka: Sanata,
Sanaka, Sanatana dan Sanandana. Para orang suci (resi), para Manu (asal
kata dari manusia pertama), dan para Kumara ini adalah cikal-bakal dari
manusia di dunia ini. Merekalah alat-alat Yang Maha Kuasa di dunia pada
masa yang silam, pada masa permulaan peradaban manusia.
7. Seseorang
yang tahu dengan benar akan keagungan dan kekuatanKu ini akan terhubung
denganKu oleh yoga yang tak tergoyahkan; dan hal ini sudahlah pasti dan
tak usah diragukan lagi.
Vibuthi adalah kata Sansekerta yang
digunakan di atas untuk mengartikan kekuatan, kata ini sebenarnya dapat
diartikan dua, yaitu kekuatan atau kekuasaan Yang Maha Esa dan juga
dapat berarti kelanggengan atau kehadiran yang abadi atau juga berarti
"mengalir dari." Dalam bab ini Sang Kreshna menerangkan kepada Arjuna
tentang keagungan dan kekuatan serta kekuasaanNya di alam semesta ini,
tentang kehadiranNya Yang Langgeng Dan Abadi dalam setiap unsur di dunia
ini, tentang DiriNya Yang Selalu berada di dalam posisi tertinggi yang
berhubungan dengan setiap hal dan unsur, ini berarti suatu bentuk
keagungan Yang Tiada Taranya. Sang Kreshna pun menjelaskan akan
kehadiranNya sebagai suatu unsur Shakti (Kesaktian) dalam segala hal dan
faktor di alam semesta ini, yang tanpa itu tak mungkin setiap faktor
bisa melanjutkan fungsinya masing-masing.
8. Akulah Sumber
dari segala-galanya; dariKu datang seluruh penciptaan ini. Menyadari hal
ini, mereka yang bijaksana memujaKu dengan dedikasi yang penuh dengan
kebahagiaan.
9. Pikiran mereka terpusat kepadaKu, hidup mereka
meresap dalam DiriKu, sambil saling menolong di antara mereka, mereka
ini selalu memperbincangkan Aku, (mereka ini) selalu merasa cukup dengan
apa adanya dan penuh dengan rasa kesentosaan.
10. Kepada mereka ini, yang selalu bersemayam secara menyatu denganKu
dan memujaKu dengan cinta-kasih, Ku berikan ilmu pengetahuan (yang dapat
membedakan antara satu hal dengan yang lain), dan (mereka ini) melalui
yoga ini datang kepadaKu.
11. Didorong oleh rasa
kasih-sayangKu yang murni kepada mereka, Aku bersemayam di dalam hati
mereka, Ku hapus kegelapan mereka yang timbul karena
kekurangan-pengetahuan dengan pelita kesadaran yang bercahaya
terang-benderang.
Mereka-mereka yang sadar akan kehadiran Yang
Maha Esa, (walaupun kehadiran ini tak nampak dalam setiap hal dan unsur
di alam semesta ini) dan mereka ini yang sadar juga akan kekuatan dan
kekuasaanNya Yang Abadi, lambat laun akan makin dekat dan akhirnya
bersemayam atau menyatu denganNya, dan mereka ini, hidup mereka selalu
terlihat bahagia, sentosa dan cerah, walau musibah apapun yang datang
melanda mereka. Hidup mereka sehari-hari terserap dalam kebahagiaan
dengan Ilahi, dan percaya atau tidak yang Maha Esa secara benar-benar
menerangi kegelapan apapun yang timbul dalam diri mereka dengan pelita
Ilahi yang terang-benderang. ini adalah suatu fakta yang dapat dirasakan
oleh mereka-mereka yang secara total telah memasrahkan diri mereka dan
segala perbuatan mereka kepada Yang Maha Esa secara tulus dan tanpa
pamrih. Om Tat Sat.
Berkatalah Arjuna:
12. Dikau adalah
Sang Brahman Yang Agung dan Suci, Tujuan Yang Agung dan Suci. Dikau
adalah Yang Abadi, Seorang Manusia Yang Agung dan Suci, Tuhan Yang
Terutama, Yang Tak Dilahirkan dan Yang Maha Hadir di mana pun juga.
13. Dengan
Nama-Nama itu DiKau telah disebut dan dipuja oleh para resi, juga oleh
resi Narada yang agung, juga oleh Asita, Devala dan Vyasa. Dan sekarang
(oh Kreshna), DiKau Sendiri pun menyabdakanNya kepada ku.
Narada
disebut juga Dewa Resi, gurunya para dewa. Narada adalah salah seorang
bhakta (pemuja) Yang Maha Esa yang sifatnya agung dan suci, dan Sang
Batara Narada ini selalu bernyanyi dan memuja-muji nama Yang Maha Esa ke
mana pun ia pergi. Devala adalah putra Vishvamitra dan kisahnya
terdapat di Vishnu-Purana, sedangkan Asita terkisah di Lalita-vistara
(semua ini buku-buku suci kuno agama Hindu). Vyasa menyebut Kreshna
sebagai Swipayana, demikian terdapat di dalam Veda-Veda. Vyasa dikenal
sebagai pengarang Mahabarata dan beberapa Purana-Purana Hindu. Kata
Vyasa sendiri berarti "editor" atau "yang mengatur."
14. Aku
yakin akan semua kata-kata yang DiKau ucapkan padaku ini, oh Kreshna.
Bukan saja para dewa tetapi para syaitan dan iblis pun tak dapat
menjabarkan manifestasiMu, oh Tuhan.
Jangankan para resi dan dewa
yang ditakuti manusia, tetapi para setan dan iblis pun tak pernah bisa
menerangkan apakah Tuhan Yang Maha Esa itu sebenarnya, dan
manifestasi-manifestasiNya di alam semesta ini. Hanya Sang Kreshna
Sendiri yang dapat mengenal DiriNya sebagai Manusia Yang Agung, Utama
dan Suci (Purushottama).
15. Sebenar-benarnya, hanya Dikau
Sendiri Yang Mengetahui DiriMu Sendiri melalui DiriMu Sendiri, oh
Manusia Nan Agung, Sumber dari semua yang ada, Tuhan dari semua makhluk,
Tuhan dari segala dewa-dewa, Penguasa dunia ini.
16. Tanpa
kecuali harus Dikau beritahukan kepadaku, semua bentuk-bentukMu yang
suci, yang mana dengan bentuk-bentuk ini, Dikau menunjang dunia (alam
semesta) ini dan di mana Dikau Sendiri berada di daiamnya dan bahkan
lebih jauh dari itu.
17. Bagaimanakah aku harus mengenalMu ,
oh Yogin, apakah dengan meditasi yang berkesinambungan? Dengan (dalam)
bentuk apakah Dikau, oh Tuhan Yang Pengasih, harus kubayangkan Dikau
ini?
Arjuna ingin sekali mengenal dan mengetahui manifestasi dan
aspek-aspek yang berhubungan (Vibhuti) dengan Sang Kreshna, yang penuh
dengan Kekuasaan Yang Maha Esa yang tak terbatas sifatNya itu. Arjuna
haus akan pengetahuan Ilahi ini karena ia benar-benar ingin agar
meditasi dan pemujaannya terhadap Yang Maha Esa dapat dijalankan dengan
benar dan dapat membantunya untuk lebih mengenalNya dengan sejati. la
ingin agar pemujaannya kepada Yang Maha Esa terarah dengan baik dan
benar.
18. Beritahukan juga kepadaku secara terperinci tentang
kekuatan yogaMu dan tentang KeagunganMu, karena aku tak akan pernah
puas dengan minuman suci dalam bentuk sabda-sabdaMu itu.
Berkatalah Yang Maha Pengasih:
19. Jika
demikian, baiklah Arjuna! AkanKu sabdakan kepadamu sebagian dari
bentuk-bentuk suciKu, tetapi hanya bentuk-bentuk yang telah dikenal dan
mudah difahami, karena keberadaanKu tak ada batasnya.
Sang Kreshna
dengan senang hati memenuhi permintaan Arjuna. Beginilah sifat Yang Maha
Esa, tak pernah menolak permintaan kita walaupun diajukan
berulang-ulang tanpa bosan. Yang Maha Pengasih adalah Yang Maha
Penyayang dan selalu memenuhi aspirasi dan keinginan para
pemuja-pemujaNya, dimana dan kapan saja. Dan di sini Sang Kreshna mulai
memaparkan sebagian dari vibhuti-vibhutiNya, yaitu bentuk-bentukNya yang
telah ada dan dapat dengan mudah difahami manusia. Karena bentuk dan
sifat Yang Maha Esa itu Maha Tidak Terbatas, maka kalau hal ini
diterangkan kepada manusia pasti kita manusia ini tak akan pernah
mengerti akan keagunganNya ini. Oleh karena itu dipakailah bahasa dan
contoh-contoh yang mudah dimengerti kita semuanya.
20. Aku
adalah Jati Diri, oh Arjuna, Yang bersemayam di dalam hati setiap
makhluk. Aku adaiah permulaan, Yang ditengah-tengah dan juga akhir dari
setiap yang ada.
Sang Kreshna atau Yang Maha Esa adaiah Sang Atman
Yang Ada di dalam diri kita, di dalam setiap insan dan makhluk
ciptaanNya. la juga yang sebenarnya menjadi asal-usul kita semuanya,
yang menunjang kita selama ini dan yang juga menentukan hidup dan akhir
kita semuanya.
21. Di antara para Aditya Aku adalah Vishnu; di antara cahaya Aku adaiah
Sang Surya yang terang-benderang. Di antara para Marut Aku adalah
Marici, di antara bintang-bintang Aku adalah sang rembulan.
Yang
disebut Aditya ini adaiah dewa-dewa cahaya, dan Batara Vishnu adalah
pimpinan tertinggi para dewa cahaya ini. Sedangkan Marichi adalah
pemimpin para Marut, dewa-dewa badai, angin-topan dan mala-petaka.
22. Di
antara Veda-Veda Aku adalah Sama-Veda, di antara para dewa Aku adalah"
Indra, di antara indra-indra Aku adalah pikiran; dan Aku adalah
kesadaran di antara para makhluk-hidup.
Sama-Veda adalah Veda yang
paling musikal dan indah, sedangkan Indra adalah raja atau pemimpin para
dewa. Dewa Indra adalah juga dewa angkasa. Pikiran adalah raja diantara
semua indra-indra kita. Dalam tubuh atau raga kita, pikiran ini yang
paling sukar untuk dikendalikan. Dalam ilmu-psikologi (jiwa) Hindu kuno
disebutkan bahwa semua indra-indra kita kendalikan, dimotori dan
dikuasai oleh pikiran (mana).
23. Di antara para Rudra Aku
adalah Shankara (Shiva), di antara para Yaksha dan Rakshasa Aku adalah
Kubera (dewa kekayaan), di antara para Vasu Aku adalah Agni(dewa api),
dan di antara puncak-puncak gunung Aku adalah Meru.
Rudra adalah
dewa-dewa atau makhluk-makhluk halus yang tugasnya adalah menghancurkan
dan membinasakan semua yang ada dan lahir. Yaksha adalah setan-setan
dedemit dengan perut yang besar, dan Meru adalah puncak gunung tertinggi
di bumi ini, di mana dipercaya tinggal para dewa-dewi,
24. Di
antara para pendeta (pendeta setiap rumah-tangga), oh Arjuna, kenalilah
Aku sebagai Brihaspati, sang pemimpin; di antara jenderal-jenderal di
peperangan Aku adalah Skanda; di antara danau-danau Aku adalah Samudra.
Brihaspati
adalah pendeta tertingginya para dewa. Skanda adalah putra Shiva dan
Parvati, dan ia dikenal sebagai pemimpin atau jenderalnya para jenderal
dan pahlawan-pahlawan di Svarga-loka.
25. Di antara para resi
yang agung Aku adalah Bhrigu, di antara kata-kata Aku adalah satu patah
kata OM, di antara yang dipersembahkan Aku adalah persembahan dalam
bentuk japa (mengulang-ulang mantra atau puja-puji kepada Yang Maha Esa,
atau bisa juga meditasi yang dilakukan secara diam-diam dan tenang), di
antara yang tak dapat dipindah-pindahkan Aku adalah Himalaya.
26. Di
antara pepohonan Aku adalah pohon Asvattha, di antara para resi suci
Aku adalah Narada, di antara para ghandharva Aku adalah Citraratha, dan
di antara yang telah disempurnakan Aku adalah resi Kapila.
Asvattha
adalah pohon beringin yang suci. Narada adalah resi (dan juga dewa) yang
dianggap amat agung dan suci sifatnya, dan dikenal karena sangat
menggemari musik. Menurut ajaran Sang Narada ini, guna mencapai
penerangan Ilahi, seseorang dapat saja menggunakan logika dan filosofi.
Ghandharva adalah penyanyi-penyanyi di sorga-loka dan Chitraratha adalah
pemimpin para musisi sorgawi ini.
27. Di antara kuda-kuda Aku
adalah Uchaishvara yang lahir dari air-suci (tirta), di antara gajah
Aku adalah Airavata, dan di antara manusia Aku adalah Raja.
Uchaishvara
adalah kuda sorgawi yang didapatkan sewaktu para dewa dan para iblis
(raksasa dan lain sebagainya) mengaduk lautan suci. (Ada kisahnya
tersendiri di buku suci Hindu kuno.) Airavata adalah gajah sakti
tunggangan Sang Batara Indra.
28. Di antara senjata Aku adalah
halilintar, di antara sapi Aku adalah Kamadhuk, Sapi Kemakmuran; di
antara leluhur (nenek-moyang) Aku adalah Kandarpa, Kasih Nan Kreatif;
dan di antara ular Aku adalah Vasuki.
29. Di antara Naga Aku
adalah Ananta, di antara makhluk-makhluk lautan Aku adalah Varuna,
diantara pitri (arwah leluhur) Aku adalah Aryaman, dan di antara para
penguasa Aku adalah Yama, Raja Maut.
Dalam mitologi Hindu, naga
adalah sejenis ular raksasa dengan kepala manusia. Raja para naga ini
adalah Ananta yang disebut juga Sesha, Sang Vishnu selalu duduk
beristirahat di atas lingkarannya. Varuna, atau di Indonesia dikenal
dengan nama dewa Baruna, adalah dewa laut. Sedangkan Aryaman adalah
pemimpin para leluhur yang telah meninggal dunia. Yama dan saudari
perempuannya Yami adalah pasangan manusia-manusia pertama. Setelah Yama
meninggal dunia, maka ia pergi ke dunia yang lain untuk mendapatkan
tugas sebagai pembuat hukum, sebagai hakim dan pemimpin mereka-mereka
yang telah meninggal-dunia. la dikenal sebagai hakim yang amat adil dan
tak memilih bulu dalam menjatuhkan putusannya, ia sering disebut juga
dengan nama Dharmaraja.
30. Di antara Daitya Aku adalah
Prahlada, di antara benda-benda yang mengukur Aku adalah Sang Waktu, di
antara binatang yang buas Aku adalah raja-hutan (singa), dan di antara
burung-burung Aku adalah putra sang Vinata (Garuda).
31. Di antara para penyuci Aku adalah sang Vayu (angin), di antara para
pendekar (pahlawan) Aku adalah Sang Rama, di antara ikan Aku adalah
Makara, di antara sungai Aku adalah sungai Gangga.
Makara adalah
jenis ikan yang besar, masuk dalam kategori ini adalah buaya, ikan paus,
dan lain sebagainya. Sungai Gangga seperti yang diketahui dianggap
sungai tersuci oleh umat Hindu.
32. Aku adalah permulaan,
akhir dan yang di tengah-tengah dari semua yang ada ini, oh Arjuna. Di
antara ilmu-ilmu Aku adalah ilmu tentang Jati Diri (Sang Atman), Aku
adalah logika diantara mereka yang berdebat secara benar.
33. Di
antara huruf-huruf Aku adalah huruf "A," dan diantara persenyawaan
(campuran dari beberapa unsur atau hal) Aku adalah yang sepasang. Aku
juga adalah Sang Waktu Yang Abadi, dan Sang Pencipta Yang WajahNya
melihat ke mana ke arah mana pun juga (ke mana-mana).
"A" adalah kata
atau huruf pertama dalam alfabet Sansekerta. Yang dimaksud dengan
sepasang di atas adalah pasangan kata kopulatif dalam bahasa Sansekerta
seperti kata Ramalaksman, yang adalah kata pasangan dari dua nama
menjadi satu. Kata pasangan semacam ini dalam bahasa Sansekerta makna
dan nilainya lebih superior dan tegas dibandingkan dengan kata pasangan
sejenis lainnya dalam bahasa ini. Sang Waktu Yang Abadi di sini adalah
tidak lain dan tidak bukan Sang Kreshna sendiri atau dengan kata lain
Yang Maha Esa, Yang juga adalah Kehidupan Yang Tak Akan Pernah Surut
(Abadi), dan Tak Akan Pernah Tua. la juga Penguasa waktu dan adalah Sang
Waktu itu Sendiri.
34. Aku adalah Kematian yang memusnahkan
semuanya; dan Aku adalah Sumber dari setiap benda yang akan datang. Di
antara sifat-sifat kewanitaan Aku adalah (sifat-sifat) kemasyhuran,
keuntungan, bertutur-kata, daya-ingat, kepandaian, keteguhan dan rasa
maaf yang disertai dengan kesabaran.
35. Di antara
pujaan-pujaan suci Aku adalah Brihatsaman, di antara bait-bait suci Aku
adalah bait Gayatri, di antara bulan-bulan Aku adalah bulan
Margashirsha, dan di antara musim Aku adalah musim semi yang penuh
dengan bunga-bunga.
Brihatsaman adalah salah satu puja-puji (mantra)
yang paling agung dalam Veda-Veda. Sedangkan bait Gayatri adalah bait
suci yang terdapat di dalam Rig Veda. Margashirsha (November-Desember)
dikenal sebagai bulan-bulan yang suci dalam kalendar Hindu.
36. Aku
adalah akal liciknya seorang penjudi, Aku adalah kehebatan dalam segala
hal (atau benda) yang hebat, Aku adalah kesuksesan, Aku adalah tekad,
dan Aku adalah kebaikan di dalam perbuatan-perbuatan (atau hal-hal) yang
baik.
37. Di antara para Vrishni Aku adalah Vasudeva, di
antara para Pandava Aku adalah Dhananjaya (Arjuna), di antara resi-resi
Aku adalah Vyasa, dan di antara para penyair Aku adalah penyair Ushana.
Para
Vrishni adalah keturunan Vrishni, yang merupakan putra Yadu dan adalah
kakek-moyang dari Sang Vasudeva. Arjuna disebut juga Dhananjaya, yang
berarti "pemenang kekayaan." Ushana dikenal sebagai seorang penyair dan
resi suci pada masa yang silam.
38. Aku adalah simbol dari
penguasa, bagi mereka yang mencari kemenangan Aku adalah PemimpinNya,
diantara misteri-misteri yang tersembunyi Aku adalah diam (atau
Keheningan) diantara manusia yang mengetahui Aku adalah Kebijaksanaan.
39. Dan
ketahuilah, oh Arjuna, bahwasanya Aku ini adalah Benih dari segala
benda. Tak ada sesuatu pun baik yang bergerak, maupun yang tidak
bergerak yang dapat hidup tanpa Aku.
40. Tak ada kata akhir
untuk manifestasi-manifestasiKu, oh Arjuna. Apa yangKu katakan semua ini
hanya merupakan ilustrasi (singkatan) dari KeagunganKu Yang Tanpa Batas
Ini.
41. Makhluk-makhluk apapun yang memiliki sifat-sifat yang agung, indah
dan penuh kekuatan, ketahuilah bahwa semua itu mengalir dari sebagian
kecil kebesaranKu.
42. Tetapi apa gunanya untukmu, oh
Arjuna, pengetahuan yang terperinci ini? Ku sanggah seluruh alam semesta
ini.Ku tunjang dengan hanya sebagian (setitik) kecil dari DiriKu, dan
Aku tetap hadir dan ada.
Sang Kreshna telah menerangkan kepada
Arjuna tentang manifestasi dan sifat-sifatNya (vibhuti) secara singkat
tetapi juga sekaligus terperinci dengan penjelasan mengenai semua
aspek-aspekNya seperti aspek fenomena, fungsi, aksi dan
bentuk-bentukNya, semuanya dijelaskan dalam bahasa yang gamblang dan
mudah dimengerti. Setelah panjang-lebar la menerangkan semua ini, lalu
diakhiriNya dengan suatu pernyataan bahwa seluruh alam semesta ini
hanyalah sebagian kecil saja dari DiriNya Yang Tak Terbatas dan
sekaligus merupakan asal, penunjang dan akhir dari semuanya ini, dan la
Yang Maha Esa tetap saja berkuasa dan nadir dalam segala-galanya,
walaupun alam semesta ini berasal dari DiriNya juga. Semua yang
terhebat, terbaik, tercantik dan terbusuk, terjahat adalah sebagian dari
penciptaanNya, dan semua ini baru setitik saja atau sebagian kecil dari
Yang Maha Kuasa. Jadi dapatkah kita membayangkan Apakah dan Betapa
AgungNya Sang Pencipta ini? Dibalik pernyataan ini, sebaiknya kita harus
belajar sesuatu yang tersembunyi di belakangnya, yaitu bukankah dengan
kata lain Sang Kreshna ingin mengajar kita semua untuk mengenalNya lebih
baik; dan untuk belajar mengenalNya bukankah sebaiknya kita belajar
untuk mengenal alam ini dahulu. Kita seharusnya belajar mengenal
ciptaan-ciptaanNya di alam sekitar kita dan di alam semesta dan baru
kemudian belajar mengenalNya Yang penuh dengan mukjizat dan kegaiban
yang tak dapat di bayangkan apa adaNya ini.
Coba saja perhatikan,
jangan jauh-jauh, perhatikan tubuh kita sendiri, bukankah raga ini
sebuah ciptaan yang maha hebat? Belum lagi ciptaan-ciptaanNya yang
tersebar di seluruh alam semesta yang tak terbatas ini. Dan kalau kita
mengenal dan sadar akan segala Kebesaran dan KeagunganNya ini, maka
seyogyanyalah kita memujaNya dengan tulus dan rendah hati, dan bekerja
sesuai dengan dharma-bhakti yang murni, tulus, yaitu demi dan untuk la
semata dan tanpa pamrih. Dan seandainya seorang bhakta (pemuja) bersikap
tulus semacam ini, maka Sang Kreshna pun akan hadir di dalam dirinya,
memberkahinya dan memberikannya kekuatan untuk lebih mengenalNya, dan
lebih mengenal ajaran-ajaranNya yang Agung dan Suci. Yang Maha Kuasa pun
akan menghilangkan rasa takut dan khawatir bhakta ini, menghilangkan
kebodohannya dan mengisi jiwa sang pemuja ini dengan Penerangan dan
Keagungan serta Kesucian Ilahi. Om Tat Sat. Yang Maha Esa bahkan
menjamin segala kebutuhan hidupnya, menjauhkannya dari segala
mara-bahaya, dan percaya atau tidak Sang Kreshna akan hadir secara
pribadi dengan caraNya yang misterius mengantar Sang Pemuja ini ke
HadiratNya, tempat Yang Maha Esa bersemayam. Banyak sekali
pengalaman-pengalaman dari para resi dan Orang-orang suci baik di zaman
dahulu maupun pada abad modern ini, yang menunjukkan bahwa Yang Maha
Kuasa hadir dengan caraNya Yang Unik dan terasa kehadiranNya oleh para
pemujaNya, pada saat-saat tertentu dalam hidup kita dari masa ke masa.
Sebelum diakhiri bab ini ada baiknya kita merenungkan diri pada untaian
kata-kata yang dapat sering kita jumpai dan dapat dihayati oleh siapa
saja, yang isinya kira-kira seperti berikut:
"Di mana ada iman,Di situ ada kasih. Di mana ada kasih, Di situ ada kedamaian.
Di
mana ada kedamaian, Di situ ada kekuatan. Di mana ada kekuatan, Di situ
ada Yang Maha Esa Di mana ada Yang Maha Esa, Di situ tak diperlukan
sesuatu apapun lagi."
Dalam Upanishad Bhagavat Gita, Ilmu Pengetahuan
Yang Abadi, Karya Sastra Yoga, dialog antara Sang Kreshna dan Arjuna,
maka bab ini adalah yang kesepuluh dan disebut:
Vibhuti Yoga atau Yoga Manifestasi Yang Agung dan Suci